![]() | Today | 372 |
![]() | Yesterday | 852 |
![]() | This week | 2984 |
![]() | Last week | 3715 |
![]() | This month | 18858 |
![]() | Last month | 25516 |
![]() | All days | 1088489 |
Untungkah Memproduksi Coklat Skala Kecil? |
Pasta yang dihasilkan dari mesin dengan kepasitas 5 kg biji coklat untuk setiap jamnya akan menjadi lebih mahal dibandingkan mesin yang mampu mengolah hingga 5 ton per jamnya. Jika diolah lebih lanjut menjadi coklat batangan harganya menjadi lebih mahal. Selain itu coklat dari pabrik besar memiliki aroma dan cita rasa khas karena menggunakan biji kakao lebih dari satu sumber. Seperti menggunakan biji kakao mulia asal Amerika Selatan untuk mendapatkan aroma yang khas lalu mencampurnya dengan biji kakao asal Indonesia. Sedangkan UKM hanya mampu mengolah biji dari kebun sekitar. Lalu apakah mustahil memproduksi coklat skala kecil? Bisa saja. Namun untuk memperoleh keuntungan harus diarahkan memproduksi produk premium yang memiliki keunikah. Entah dari kemasan, campuran, rasa. Sehingga produk tersebut nantinya tidak bisa dibandingkan coklat yang ada di supermarket. Seperti salah satu produsen coklat yang menjadikan dodol sebagai isi dari coklat batangan dan menjualnya lebih mahal dari produk buatan pabrik. Ciri lain dari produk premium adalah higienis. Proses produksinya terjaga, sehingga mustahil jika kemudian coklat olahan berbau tanah. Lalu mengenai cita rasa tentu harus disesuaikan dengan lidah masyarakat setempat, atau target pasar dari produk tersebut. Sangat mungkin sebuah perusahaan pengolahan kecil memproduksi coklat batangan dan mendapatkan profit. Dengan syarat coklat yang dihasilkan adalah produk premium yang memiliki keunikan dan perbedaan dengan dengan produk yang banyak dijual di supermarket.
|