![]() | Today | 542 |
![]() | Yesterday | 1622 |
![]() | This week | 2164 |
![]() | Last week | 8824 |
![]() | This month | 20549 |
![]() | Last month | 27558 |
![]() | All days | 349184 |
Integrasi Kakao Solusi Tingkatkan Pendapatan Petani |
![]() |
![]() |
![]() |
Tuesday, 22 December 2020 08:30
|
JAKARTA-KAKAO INDONESIA. Pengembangan perkebunan kakao terintegrasi diharapkan bisa menjadi solusi dalam meningkatkan kualitas tanaman dan pendapatan pekebun. Hal ini disampaikan oleh Praktisi Kakao PT Hasfarm International Herman Zaini dalam Webinar bertajuk "Persiapan Bahan Tanam Untuk Kakao yang Sukses pada Rabu, (16/12/2020). Menurut Herman, tanaman kakao bisa diintegrasikan dengan tanaman kelapa dan ternak sapi. Selain sebagai naungan, tanaman kelapa bisa menjadi sumber pendapatan tambahan dari hasil penjualan buahnya. "Kita harus memanfaatkan naungan. [Dari] yang selama ini tidak menambah pendapatan, itu harus menambah pendapatan,” kata Herman.
Sementara itu, selain sebagai penghasil pendapatan tambahan dari penjualan daging dan susu, ternak sapi juga bisa dijadikan sebagai sumber pupuk organik. Menurut Herman, penggunaan pupuk organik menjadi penting dalam pengembangan tanaman. Di samping kedua hal di atas, pemilihan bibit juga menjadi faktor kunci. Herman menyarankan petani untuk selalu menggunakan bibit bersertifikat demi memastikan legalitas dan kualitas bibit. Petani bisa mendapatkan bibit bersertifikat tersebut dari para penangkar yang mempunyai izin usaha produsen benih, legalitas benih seperti sertifikat mutu benih, dan label biru. Dia menambahkan bahwa kualitas mutu benih juga menjadi faktor kunci guna mendapat produksi unggulan baik dari segi kualitas maupun kuantitas. "Ada beberapa klon unggul seperti MCC 01, dimana hasilnya lebih dari 303.000 kg per hektar," lanjutnya Di samping MCC 01, adapula sejumlah klon unggul lainnya seperti MCC 02/M 45, Sulawesi 1, Sulawesi 2, ICCRI 03, dan ICCRI 04.
|
Last Updated on Tuesday, 22 December 2020 15:57 |